Banten24

Jelang Libur Nataru, Forkopimda Soroti Empat Isu Strategis

BISNISBANTENCOM – Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Serang menyoroti empat isu strategis menjelang libur Natal Tahun Baru (Nataru). Antara lain, soal frekuensi arus lalu lintas, terutama di kawasan objek wisata Anyar-Cinangka, persoalan proyek nasional Geothermal di Kecamatan Padarincang, mewaspadai teror bom dengan adanya tragedi bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar Bandung, Jawa Barat, serta antisipasi penyebaran Covid-19.

Hal itu diungkapkan Wakil Bupati Serang Pandji Tirtayasa kepada wartawan usai memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Forkopimda Kabupaten Serang di Pendopo Bupati Serang, Kamis (8/12/2022).

Dijelaskan Pandji, pihaknya melaksanakan Rapat Forkopimda untuk mengoordinasikan, menyatukan persepsi, serta menyatukan langkah dan tindakan terkait isu strategis yang akan dihadapi menjelang libur Nataru. Diungkapkan Pandji, ada empat isu strategis yang dibahas dan harus ditangani bersama secara koordinatif.

Advertisement

“Ke empat isu strategis itu, terkait frekuensi arus lalu lintas menjelang libur Natal dan Tahun Batu di titik objek wisata, khususnya wisata Pantai Anyar dan Cinangka. Kedua, terkait proyek nasional Geothermal di Padarincang, ketiga soal bom bunuh diri yang terjadi di Polsek Astana Anyar Bandung, Jawa Barat harus diwaspadai, dan keempat terkait Covid-19,” ungkap Pandji.

Kabupaten Serang, kata Pandji, merupakan daerah lintasan yang dimungkinkan ada penyeberang dari Pulau Sumatera, juga wisatawan menuju destinasi wisata. Menurutnya, akam banyak orang yang memanfaatkan libur Nataru di Serang, terutama objek wisata pantai.

“Kita antisipasi titik kemacetan dimana. Kalkulasi berapa frekuensi per hari lalu lintas kendaraan roda empat berapa, roda dua berapa. Kita harus punya kalkulasi di situ,” terang mantan birokrat yang pernah menjabat Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Serang ini.

Biasanya, setahu Pandji, frekuensi arus lalu lintas terjadi pada 23 sampai 26 Desember, serta libur Tahun Baru pada 29 Desember sampai 1 Januari.

Advertisement

“Itu masalah isu strategis dan krusial yang harus ditangani tahun baru ini,” terang politisi Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan ini.

Kaitan Geothermal yang merupakan proyek strategis nasional dengan memanfaatkan potensi panas bumi di Kabupaten Serang, kata Pandji, masih menjadi persoalan. Meski sudah berjalan cukup lama dari sejak 2016, kata Pandji, sampai saat ini belum dijalankan lantaran mendapat penolakan dari beberapa kelompok masyarakat sekitar.

“Kita adakan rapat koordinasi, karena ini proyek strategis nasional. Ini bukan hanya tugas TNI saja, tapi semua institusi pemerintah untuk mengamankan proyek ini,” tegas wakil bupati dua periode ini.

Oleh karena itu, lanjut Pandji, pihaknya komunikasi dengan pihak Kementerian Investasi agar dikoordinasikan kembali di tingkat pusat, mulai Dari Kejaksaan Agung (Kejagung), Polri, Kementerian Agama (Kemenag), dan semua instansi pusat, lalu menginstruksikannya ke instansi di daerah untuk sama sama mengamankan program tersebut.

“Jangan sampai dibebankan di satu instansi atau pemda saja, tidak bisa. Kita juga tidak ingin ada friksi dengan masyarakat ketika masyarakat belum memahami tentang arti penting proyek strategi nasional Geothermal ini,” sarannya.

Maka dari itu, menurut Pandji, perlu diyakinkan kepada masyarakat secara persuasif, dengan mengajak bicara dari hati kehati.

“Saya yakin masyarakat bisa, karena awalnya salah pendekatan, sehingga akhirnya mereka terluka hatinya,” terang Pandji.

Berkaitan dengan kejadian bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar Bandung, kata Pandji, harus diwaspadai. Menurut Pandji, mereka melakukan teror dengan instansi polisi untuk menunjukkan eksistensi mereka.

“Dengan menyerang polres karena polres instansi penegak hukum, dia berharap akan booming, akan terjadi rasa ketakutan dan kekhawatiran. Ini menjadi warning bagi kita Kabupaten Serang. Hal seperti itu bukan hal mustahil terjadi di Kabupaten Serang,” ujarnya.

Sedangkan terkait Covid-19 perlu diwaspadai, kata Pandji, lantaran ada trend peningkatan untuk segera diantisipasi dan mencari jejak yang terkena segera dieliminasi, dibatasi ruang geraknya. Termasuk penyakit polio.

“Polio boleh dikatakan penyakit yang sudah hilang di Indonesia. Tapi kok muncul lagi. Polio itu sama dengan stunting. Ketika orang kena polio, dia tidak bisa diharapkan lagi masa depannya,” tandasnya.

Sekadar diketahui, Rapat Forkopimda dihadiri juga Sekretaris Daerah (Sekda) Pemkab Serang Tubagus Entus Mahmud Sahiri, Asisten Daerah (Asda) I Pemkab Serang Bidang Administrasi Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Nanang Supriatna, dan para Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Serang. (Nizar)

Advertisement
LANJUT BACA

Nizar Solihin

Hobi musik, olahraga, dan traveling. Berjiwa solidaritas, pekerja keras, totalitas dan loyalitas tanpa batas. Motto 'Selalu Optimis'. Bergelut di dunia jurnalistik sejak 2013