Ini Strategi Erick Cegah Krakatau Steel Bangkrut

BISNISBANTEN.COM — Menteri BUMN Erick Thohir mencatat penyelamatan PT Krakatau Steel Tbk, dari ancaman kebangkrutan didasarkan pada sejumlah strategi utama. Padahal, perusahaan negara itu diproyeksi bangkrut pada Desember 2021 lalu.
Pertama, restrukturisasi utang emiten dengan kode saham KRAS sebesar Rp31 triliun. Saat ini perusahaan tengah memasuki tahap ketiga restrukturisasi setelah melewati dua fase sebelumnya.
Dengan restrukturisasi, kata Erick, keuangan KRAS mulai membaik. Pasalnya, bunga utang hingga cicilan perusahaan menjadi murah.
“Ketika kita restrukturisasi utang yang ada di Krakatau Steel sebesar Rp 31 triliun, kan itu ada tiga langkah yang harus dilakukan. Dengan restrukturisasi keuangan Krakatau sudah pasti banyak bunga lebih murah dan cicilan lebih murah. Berarti apa? Langsung lebih sehat,” ujar Erick pada akhir pekan lalu.
Lalu, mendorong initial public offering (IPO) anak usaha KRAS di Bursa Efek Indonesia (BEI). Rencana pencatatan saham tersebut akan dilakukan oleh anak usaha di sektor kawasan industri.
Erick menyebut, proses tersebut untuk memastikan struktur keuangan perusahaan membaik sebelum anak usahanya melakukan IPO. Awalnya langkah go publik dilakukan di akhir 2021, hanya saja hingga kini aksi korporasi itu belum berjalan.
“Salah satunya, bagaimana anak perusahaan Krakatau Steel haris go publik deadlinenya tahun ini (2021) ternyata meleset (2022).
Di lain sisi, Erick juga berupaya menyelamatkan keuangan Krakatau Steel melalui renegosiasi dengan produsen baja asal Korea Selatan, Pohang Steel and Iron Company (Posco) ihwal pembagian saham di PT Krakatau Posco.
Erick berkeinginan agar kepemilikan saham KRAS di Krakatau Posco menjadi 50%, sementara 50% persen lainnya milik Posco. Saat ini komposisi terbagi atas 70% untuk Posco dan 30 % milik emiten pelat merah itu. Proses negosiasi itu pun masuk dalam skema restrukturisasi keuangan dan utang KRAS.
Dia pun sudah mengundang Presiden Direktur Krakatau Posco Kim Kwang Moo untuk melakukan pertemuan di Kementerian BUMN pada Desember 2021 lalu. Dalam kesempatan itu, dia mengaku pembicaraan berlangsung cukup positif.
Kerja sama KRAS dan Posco diyakini mampu memperkuat rantai pasok (supply chain) industri baja Tanah Air. Bahkan, memberikan keuntungan bisnis diantara dua pihak. (susi)