FEKDI 2023, Ajang Perluasan Ekonomi Keuangan Digital

BISNISBANTEN.COM — Ekonomi dan keuangan digital Indonesia dapat dioptimalkan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru. Pangsa pasarnya sangat besar sekitar 40% dari total transaksi ekonomi digital ASEAN. Dan Indonesia bisa terus berperan sebagai pemain utama di ASEAN. Potensi untuk tumbuh semakin maju juga sangat besar. Kunci untuk terus tumbuh dan berkembang adalah kepercayaan dan kepercayaan. Inovasi dalam penyediaan sistem pembayaran berbasis digital serta keamanan dan perlindungan masyarakat harus terus dikembangkan. Demikian disampaikan Presiden RI, Joko Widodo dalam pembukaan Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) 2023 bersama Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto. FEKDI 2023 yang mengangkat tema Sinergi dan Inovasi Ekonomi Digital: Membina Pertumbuhan, diadakan di Jakarta (8/5).
FEKDI merupakan ajang sinergi kebijakan dan menampilkan berbagai produk dan inovasi, kebijakan implementasi serta desakan dalam pengembangan ekosistem ekonomi dan digital keuangan, yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dengan didukung secara bersama oleh Kementerian/Lembaga terkait dan Asosiasi serta industri.
Pada pembukaan FEKDI, Gubernur Perry menyampaikan, melalui FEKDI 2023, setiap pihak memperkuat penguatan sinergi dan inovasi menuju Indonesia Maju. Dengan digitalisasi, masyarakat dapat melakukan transaksi ekonomi keuangan di mana saja. Bank Indonesia berkomitmen untuk menjadikan ekosistem sistem pembayaran menjadi episentrum ekonomi keuangan digital Indonesia, melalui Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) yang mengidentifikasi visi sejak tahun 2019. Hadirnya QRIS, BI-FAST, dan Standar Nasional Open API (SNAP) integrasi satu nusa dan bahasa konektivitas pembayaran, serta dalam semangat satu bangsa Indonesia melalui konsolidasi antara industri pembayaran dan e-commercemembentuk bangsa digital.
Gubernur Perry mengajak seluruh masyarakat untuk berpartisipasi dalam transformasi digital guna mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Pada kesempatan tersebut, Menko Airlangga juga menyampaikan bahwa Indonesia memiliki potensi ekonomi digital yang signifikan, ditandai dengan nilai ekonomi digital tahun 2022 yang mencapai angka USD 77 miliar atau tumbuh 22% (yoy) dan diproyeksikan akan meningkat hampir 2 kali lipat hingga USD 130 miliar pada tahun 2025. Untuk itu, Pemerintah dinilai perlu mendorong berbagai upaya dalam mengakselerasi potensi ekonomi digital tersebut melalui berbagai kebijakan inovasi.
“Yang perlu kita ingat bahwa 10 hingga 13 tahun ke depan adalah momentum yang sangat penting bagi Indonesia karena bonus demografi hanya akan berlangsung sampai tahun 2038,” ungkap Menko Airlangga.
Lanjutnya, kegiatan FEKDI ini dapat menjadi ruang bersama dalam mendorong sinergi dan inovasi pengembangan keuangan dan ekonomi digital di tanah air.
Pada pembukaan FEKDI tersebut, tercatat sejarah berupa peluncuran Kartu Kredit domestik untuk segmen pemerintah di Indonesia, berbentuk kartu fisik dengan branding Kartu Kredit Indonesia (KKI). KKI yang diterbitkan ini merupakan instrumen pembayaran berbasis kredit dengan pemrosesan secara domestik untuk memfasilitasi belanja barang dan jasa Pemerintah Pusat dan Daerah. KKI sebagai produk dalam negeri sejalan dengan program pemerintah yakni Gerakan Bangga Buatan Indonesia (GBBI).
Kehadiran KKI ini bermanfaat untuk meminimalisasi penggunaan uang tunai, memperkuat keamanan bertransaksi, mengurangi potensi penipuan dari transaksi secara tunai, serta mengurangi biaya uang tunai menganggurdalam rangka meningkatkan efisiensi biaya bagi perekonomian nasional. KKI merupakan wujud kemandirian nasional dan kepastian penyerahan data transaksi Pemerintah.
Terkait hal itu, Presiden Joko Widodo menyampaikan, inovasi keuangan digital seperti KKI perlu terus diperkuat untuk mempermudah pusat belanja barang pemerintah dan daerah guna meningkatkan efisiensi dan transparansi serta memudahkan pertanggungjawaban penggunaan belanja pemerintah.
Selain hadirnya KKI, terdapat peluncuran implementasi QRIS Antarnegara Indonesia dengan Malaysia. Kerja sama tersebut akan mempermudah pembayaran bagi masyarakat di kedua negara guna mendukung perdagangan dan investasi serta memperkuat stabilitas makroekonomi dengan mempromosikan penggunaan Transaksi Mata Uang Lokal (LCT) secara lebih luas. Setelah sebelumnya kerja sama dengan Thailand berjalan lancar, interkoneksi QR Codepembayaran antarnegara ini juga akan diperluas ke negara lain, yakni Singapura.
“Pengembangan konektivitas pembayaran di kawasan ASEAN seperti QRIS Antarnegara juga mendesak untuk terus diperkuat, mendukung perekonomian dan inklusi keuangan di kawasan dan menjadi bagian penting dari Keketuaan Indonesia di ASEAN tahun ini. Saya berharap QRIS Antarnegara dan KKI dapat mendorong peningkatan transaksi UMKM baik melalui pembelanjaan produk-produk dalam negeri serta memperluas akses ke pasar internasional,” demikian disampaikan Presiden Joko Widodo terkait dengan QRIS Antarnegara itu.
Selanjutnya, setelah peluncuran KKI dan QRIS antarnegara Indonesia dan Malaysia tersebut, pada hari pertama FEKDI terdapat sesi Leader’s Talk dengan mengusung tema “ Panel Diskusi Sinergi dan Inovasi untuk Meningkatkan Perekonomian Daerah ” dengan narasumber Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Kepala Bappenas), Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf), dan Ketua OJK. Pada akhir sesi diisi Casual Talk oleh Gubernur Bank Sentral di ASEAN (Indonesia, Malaysia, Filipina Thailand, dan Singapura ) yang akan membahas tentang “ Mempromosikan Inklusivitas Pembayaran Digital di Kawasan melalui Cross-border Interoperability Initiatives “.
FEKDI 2023 akan berlangsung selama 3 hari mulai tanggal 8 hingga 10 Mei 2023, diawali soft opening yang terbuka bagi publik dalam bentuk penguatan eksperimentasi layanan digital pada tanggal 7 Mei 2023. Topik bahasan FEKDI 2023 pada hari pertama akan spesifik pada sinergi dan inovasi untuk peningkatan ekonomi daerah. Hari kedua, FEKDI 2023 menyajikan inisiatif penguatan keterkaitan ekonomi lintas batas dan pembayaran lintas negara ( cross-border payment ).
Dan hari ketiga sebagai penutup FEKDI 2023 akan terdapat pemaparan strategi dan inisiasi kebijakan dalam mendorong digitalisasi, serta inklusi ekonomi dan keuangan. Sebelumnya juga telah dilakukan berbagai kegiatan pre-event FEKDI di 46 wilayah di Indonesia.
Berbagai kemajuan pembayaran regional yang dikemas dalam FEKDI 2023 tersebut merupakan bukti bahwa ASEAN terus memperkuat kerja sama dan mendorong berbagai alternatif kebijakan untuk menjadikan ASEAN sebagai episentrum pertumbuhan ekonomi baik di kawasan maupun global.
Masyarakat dapat memperoleh informasi lengkap, hadir, serta mengikuti sesi diskusi dalam kegiatan FEKDI 2023 secara virtual dengan mengunjungi laman https://www.fekdi.co.id/. (susi)









