Bukan Cuma Banten Lama, Peziarahan Sultan Ageng Tirtayasa Ini Patut Didatangi
BISNISBANTEN.COM – Banten Lama merupakan peziarahan tersohor di Indonesia dan kerap didatangi banyak orang dari berbagai penjuru negeri. Namun di Banten ini, situs peziarahan tidak hanya Banten Lama dengan makam Sultan Maulana Hasanudin, masih banyak lagi. Antara lain Makam Sultan Ageng Tirtayasa di Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang.
Situs Makam Sultan Ageng Tirtayasa berada di Desa Tirtayasa. Di tempat ziarah wisata religi ini biasanya setiap malam selalu ada orang yang tawasul dan riyadhoh (kebatinan).
Orang-orang di desa ini biasa memanggil tempat ini bidang gedong karena memang dulu gedong ini adalah sebuah Kerajaan Sultan Ageng Tirtayasa.
Situs ini memang bukan petilasan, melainkan istana pemerintah ke enam Banten. Ada keraton disini. Dan ini asli. Namun saat dihancurkan Belanda, banyak yang tidak tahu sejarah. Nasibnya sama seperti Keraton Kaibon, Benteng Spelwijchk, dan Keraton Surosowan.
Setelah dihancurkan Belanda, masyarakat tidak tahu kemana dikemanakan puing bangunan istana. Namun saat ada yang menggali kuburan di daerah ini dengan kedalaman sekitar tiga meter, ditemukan pondasi.
Berdasarkan pondasi tersebut, istana atau keraton diprediksi menghadap ke Selatan Barat. Hal itu dikuatkan dengan penemuan Karang Jahe yang diperkirakan ada di halaman istana.
Di komplek ini juga dimakamkan Pangeran Purbaya, putera Sultan Ageng yang ikut berjuang melawan VOC Belanda pada tahun 1651-1683.
Tempat ini sudah dilakukan penataan ulang sejak 2018 dengan metode 10 tahap. Renovasi pemugaran ini meliputi halaman dan aula. Selain renovasi bangunan rencananya akan ada kios dan penginapan.
Bangunan utama berbentuk persegi panjang dan dicat putih di setiap dinding, dengan warna hijau di setiap tiang-tiang penyangga. Terdapat pohon-pohon besar di sekitar bangunan yang membuat tempat ini menjadi sejuk. Terdapat pula tempat duduk yang mengitari di setiap batang pohon, sebagai tempat istirahat para penziarah.
Saat memasuki area dalam pemakaman, ada satu ruangan dengan jendela terbuka hanya ditutup besi-besi memanjang dan berwarna kuning emas. Di sinilah makam Sultan Ageng Tirtayasa, istri, besertatiga anaknya. Total, ada enam makam dan semuanya masih keturunan Sultan Ageng Tirtayasa.
Selain itu, di sini terdapat satu sumur yang dapat mengeluarkan mata air yang dipercaya memberikan barokah dan manfaat bagi kesehatan tubuh. Airnya bisa langsung diminum dan dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Sumur ini sudah ada sejak lama dan airnya tidak pernah kering meski pada saat musim kemarau.
Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin pernah berziarah ke tempat ini saat haul Sultan Ageng Tirtayasa yang ke-327. Menurut Abah Ma’ruf, sapaan akrab Mustasyar PB NU itu, Sultan Ageng Tirtayasa ialah pahlawan nasional dan tokoh Banten yang berjuang melawan penjajah Belanda. Sang Sultan kata dia, menginspirasi dan punya nilai sejarah yang tinggi, khususnya dalam perjuangannya merebut kemerdekaan. Beliau sultan yang anti penjajahan.
Tokoh Banten Embay Mulya Syarief yang juga pernah berziarah ke tempat ini mengatakan, Sultan Banten dengan nama asli Abul Fathi Abdul Fattah tersebut harus melawan anaknya sendiri yakni Sultan Haji yang bersekutu dengan VOC Belanda.
Menurutnya, alasan Sang Sultan dimakamkan di sini, karena waktu itu Banten Lama sudah dikuasai Belanda.
*Beliau wafat di Batavia di tahanan. Waktu jenazahnya mau dibawa ke Banten Lama, masyarakat mencegat untuk dimakamkan di sini,” kata Embay pada salah satu wawancara.
Dibandingkan dengan situs reruntuhan Banten Lama, Embay mengakui, jumlah kunjungan ke makam Sultan Ageng Tirtayasa lebih sedikit. Meski begitu, situs ini tetap banyak didatangi. Seperti saat Lebaran Idul Fitri tahun ini. Pada momen ini, jumlah peziarah lebih ramai.
Bukan hanya siang hari melainkan juga malam hari. Untuk mengantisipasi ini, pengelola peziarahan menerapkan protokol kesehatan seperti menyediakan tempat cuci tangan dan mengimbau kepada peziarah untuk menjaga jarak.
“Biasanya kalau kondisinya engga pandemi gini bisa lebih ramai, dan kebanyak memang penziarah 70 persen dari masyarakat Tangerang,” ungkap Ketua Pengelola Situs Makam Pahlawan Nasional Sultan Ageng Tirtayasa Jahidi Umar yang sudah 24 tahun menjadi pengelola.
Nah, setelah tahu tempat ini tidak ada alasan untuk tidak berziarah bukan? Selain pahlawan nasional, Sang Sultan memiliki andil dalam penyebaran Islam di Banten. (Hilal)