Banten24

BAZNAS Banten Siap Bantu BKKBN Banten Salurkan Dana BAAS

BISNISBANTEN.COM- Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Provinsi Banten siap membantu Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyalurkan dana Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS).

Demikian ditegaskan Wakil Ketua II Baznas Banten, HM Suhri Utsman pada Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Penurunan Stunting di Hotel Le Semar, Kota Serang, Rabu (12/10/2022).

“Kami BAZNAS Banten siap membantu BKKBN dalam melaksanakan percepatan penurunan stunting melalui penyaluran dana BAAS) kepada tim DASHAT di kampung KB. Ini sejalan dengan program yang ada di Baznas Banten, yaitu program bidang kemanusiaan yang di dalamnya menangani kesehatan dan ekonomi mustahik. Nah, bantuan penanganan stunting dan gizi buruk ini atau program BAAS tadi akan disalurkan melalui program ini,” tegas Suhri.

Advertisement

Suhri juga mengaku sangat mendukung program pemberian bantuan ini, karena menilai kemiskinan ekstrem harus segera diatasi, salah satunya dengan pemenuhan gizi kepada masyarakat yang kurang mampu dengan kondisi gizi buruk.

“Setiap keluarga beresiko stunting akan menerima bantuan tiap harinya Rp15.000 selama 6 bulan, berupa makanan bergizi siap santap dan juga akan dipantau perkembangannya,” terangnya.

Pihaknya juga, lanjut Suhri, akan memberikan bantuan penanganan stunting untuk 50 orang dalam bentuk paket 6 bulan. Untuk Baznas Kabupaten Kota, kata Suhri, terpisah atau masing-masing.

“Baznas Kabupaten Serang dan Kota Tangsel (Tangerang Selatan) sudah menjalankan program pemberian bantuan dalam penanganan stunting dan gizi buruk melalui program bidang kemanusian dalam hal kesehatan,” jelasnya.

Advertisement

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Perwakilan Badan Keluarga Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Banten Dadi Ahmad Roswandi mengapresiasi BAZNAS Provinsi dan Kabupaten/Kota di Banten atas komitmen dalam percepatan penuruan stunting dengan menjadi Badan penyaluran dana BAAS kepada Tim DASHAT, dimana DASHAT ini merupakan pemberdayaan masyarakat dalam pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga beresiko stunting, yaitu calon pengantin, ibu hamil dan menyusui, baduta dan atau balita, terutama pada keluarga yang kurang mampu.

Dadi menyebutkan, berdasarkan data Data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) dari data yang dihimpun dan bersumber dari data PK21, BPS maupun Kemensos tercatat sebanyak 999.402 keluarga di Banten yang mengalami kemiskinan ekstrem yang tersebar di delapan Kabupaten/Kota. Sedangkan sedangkan secara individu, lanjut Dadi, kemiskinan ekstrem mencapai 4.109.807.

“ini sangat luar bisa, dari 12 juta penduduk Banten, 4 jutanya mengalami kemiskinan ekstrem. Artinya, sepertiga penduduk Banten mengalami kemiskinan ekstrem,” tukas Dadi.

Sementara di Provinsi Banten terdapat 1,3 juta keluarga stunting, dengan prevelensi stunting sebesar 24,5 persen. Oleh karenanya, menurut Dadi, perlu adanya upaya bersama agar dapat turun menjadi 14 persen pada 2024. Artinya, setiap tahunnya harus ada penurunan sebanyak 4 persen.

Terkait hal itu, diungkapkan Dadi, pihaknya saat ini mempunyai program charity, yakni BAAS atau gerakan peduli stunting melalui pemberian bantuan dari individu maupun perusahaan kepada keluarga beresiko stunting, dengan pemberian makanan bergizi selama enam bulan dan pendanaannya disalurkan melalui BAZNAS. Selanjutnya, BAZNAS akan menyalurkan ke DASHAT yang ada di Kampung Keluarga Berkualitas untuk menyediakan makanan bergizi sebanyak tiga kali sehari kepada anak resiko stunting.

“Makanan yang diberikan dipastikan harus benar-benar dikonsumsi oleh anak beresiko stunting. Jangan sampai nanti yang makan bapak atau ibunya. Tim DASHAT ini juga akan memberikan penyuluhan kepada keluarga-keluarga beresiko stunting terkait menu-menu makanan bergizi dengan sumber daya pangan lokal. Jadi, makanan sehat dan bergizi tidak selalu harus mahal,” ungkapnya.

Lebih lanjut Dadi menyampaikan, pada 2022 BKKBN Banten juga telah melakukan pembekalan dan sosialisasi terkait pemenuhan gizi seimbang dan tata cara pengolahan makanan sehat dengan pemanfaatan panganan lokal kepada kepada 504 kader di 72 Kampung KB yang tersebar di delapan Kabupaten/Kota. Ia juga menyebutkan, ada sekira 30 Tim Dashat sudah mengelola program, bantuan BAAS ini yang sudah memiliki SK dari Kepala Desa atau Lurah setempat yang menjadi salah satu syarat pengelolaan bantuan program BAAS.

Pihaknya juga, sambung Dadi, telah memberikan dukungan sarana berupa DASHAT Kit, terdiri atas satu Set Kompor Gas 5.5 kilogtam beserta alat masak kepada 20 Tim DASHAT di Kampung KB. BKKBN juga akan memberikan bantuan operasional kepada pengelola penurunan stunting di Kampung KB berkategri Mandiri atau berkelanjutan.

Sekadar diketahui, Rakor dihadiri juga Perwakilan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Kependudukan dan Keluarga Berencana (DP3AKKB) Provinsi Banten, Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) KB se-Kabupaten/Kota, Ketua BAZNAS Provinsi Banten dan Kabupaten/Kota, Perwakilan Persatuan Ahli Gizi Indonesia Provinsi banten, dan Perwakilan dari BKKBN Provinsi Banten.

Dalam kesempatan tersebut juga turut dilakukan penandatangan MoU antara BAZNAS Kabupaten/Kota dengan OPD KB Kabupaten/Kota sebagai wujud komitmen bersama terhadap percepatan penurunan stunting di Banten melalui pemenuhan gizi kepada keluarga beresiko stunting dengan program BAAS dan DASHAT. (Eko/zai)

Advertisement

Nizar Solihin

Hobi musik, olahraga, dan traveling. Berjiwa solidaritas, pekerja keras, totalitas dan loyalitas tanpa batas. Motto 'Selalu Optimis'. Bergelut di dunia jurnalistik sejak 2013
bisnisbanten.com